KOROSI DAN PENGENDALIAN
By
Unknown
korosi dan pengendalian
0
komentar
Faktor2 yang Mempengaruhi Korosi dan Penanggulangannya. Aplikasi
lain dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada
logam dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar,
diketahui bahwa logam-logam selain emas umumnya terkorosi (teroksidasi menjadi
oksidanya).
1. Definisi Korosi
Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang
bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan
diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S.
Korosi dapat juga terjadi akibat suhu tinggi. Korosi pada logam dapat juga
dipandang sebagai proses pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih
logam. Misalnya, korosi pada besi menjadi besi oksida atau besi karbonat.
4Fe(s) + 3O2(g) + 2nH2O(l) ⎯⎯→
2Fe2O3.nH2O(s)Fe(s) + CO2(g) + H2O(l) ⎯⎯→ Fe2CO3(s) + H2(g)
Oleh karena korosi dapat mengubah struktur dan sifat-sifat logam maka korosi
cenderung merugikan. Diperkirakan sekitar 20% logam rusak akibat terkorosi pada
setiap tahunnya. Logam yang terkorosi disebabkan karena logam tersebut mudah
teroksidasi. Menurut tabel potensial reduksi standar, selain logam emas umumnya
logam-logam memiliki potensial reduksi standar lebih rendah dari oksigen. Jika
setengah reaksi reduksi logam dibalikkan (reaksi oksidasi logam) digabungkan
dengan setengah reaksi reduksi gas O2 maka akan dihasilkan nilai
potensial sel, Esel positif. Jadi, hampir semua logam dapat bereaksi dengan gas
O2 secara spontan. Beberapa contoh logam yang dapat dioksidasi oleh
oksigen ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut.
4Fe(s) + O2(g) + 2nH2O(l) ⎯⎯→
2Fe2O3.nH2O(s) Esel = 0,95 VZn(s) + O2(g) + 2H2O(l) ⎯⎯→ Zn(OH)4(s) Esel = 0,60 V
2. Mekanisme Korosi pada Besi
Oleh karena besi merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka
pengendalian korosi menjadi sangat penting. Untuk dapat mengendalikan korosi
tentu harus memahami bagaimana mekanisme korosi pada besi. Korosi tergolong
proses elektrokimia, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12.
Gambar 2.12 Proses korosi pada besi |
Besi memiliki permukaan tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna,
juga akibat perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada daerah
tertentu lebih tinggi dari daerah lainnya. Pada daerah anodik (daerah permukaan
yang bersentuhan dengan air) terjadi pelarutan atom-atom besi disertai
pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang larut dalam air.
Fe(s) ⎯⎯→ Fe2+(aq) + 2e–
Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi, sebagaimana elektron
mengalir melalui rangkaian luar pada sel volta menuju daerah katodik hingga
terjadi reduksi gas oksigen dari udara:
O2(g) + 2H2O(g) + 2e– ⎯⎯→ 4OH–(aq)
Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah
katodik, sebagaimana ion-ion melewati jembatan garam dalam sel volta dan
bereaksi dengan ion-ion OH– membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2
yang terbentuk dioksidasi oleh oksigen membentuk karat.
Fe2+(aq) + 4OH–(aq) ⎯⎯→ Fe(OH)2(s)2Fe(OH)2(s) + O2(g) ⎯⎯→ Fe2O3.nH2O(s)
Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme
pada Gambar 2.13):
4Fe(s) + 3O2(g) + n H2O(l) ⎯⎯→
2Fe2O3.nH2O(s)Karat
Gambar 2.13 Mekanisme korosi pada besi |
Akibat adanya migrasi ion dan elektron, karat sering terbentuk pada daerah
yang agak jauh dari permukaan besi yang terkorosi (lubang). Warna pada karat
beragam mulai dari warna kuning hingga cokelat merah bahkan sampai berwarna
hitam. Warna ini bergantung pada jumlah molekul H2O yang terikat
pada karat.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi
Berdasarkan pengetahuan tentang mekanisme korosi, Anda tentu dapat
menyimpulkan faktor-faktor apa yang menyebabkan terbentuknya korosi pada logam
sehingga korosi dapat dihindari. Setelah dibiarkan beberapa hari, logam besi
(paku) akan terkorosi yang dibuktikan oleh terbentuknya karat (karat adalah
produk dari peristiwa korosi). Korosi dapat terjadi jika ada udara (khususnya
gas O2) dan air. Jika hanya ada air atau gas O2 saja,
korosi tidak terjadi.
Adanya garam terlarut dalam air akan mempercepat proses korosi. Hal ini
disebabkan dalam larutan garam terdapat ion-ion yang membantu mempercepat
hantaran ion-ion Fe2+ hasil oksidasi. Kekerasan karat meningkat
dengan cepat oleh adanya garam sebab kelarutan garam meningkatkan daya hantar
ion-ion oleh larutan sehingga mempercepat proses korosi. Ion-ion klorida juga
membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan ion Fe3+. Faktor ini
cenderung meningkatkan kelarutan besi sehingga dapat mempercepat korosi.
4. Pengendalian Korosi
Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal
mungkin. Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan
(coating), proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi.
a. Pengendalian Korosi dengan Metode Pelapisan (Coating)
Metode pelapisan atau coating adalah suatu upaya
mengendalikan korosi dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi.
Misalnya, dengan pengecatan atau penyepuhan logam. Penyepuhan besi biasanya
menggunakan logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan
oksida yang tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari
korosi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan film permukaan
dari oksida logam hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat
mencegah korosi lebih lanjut. Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi
(galvanisir), tetapi seng tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau
timah, melainkan berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari
besi, seperti dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya:
Zn(s)⎯⎯→Zn2+(aq) + 2e– Eo= –0,44 VFe(s)⎯⎯→Fe2+(g) + 2e– Eo= –0,76 V
Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika
pelapis seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan
normal (tanpa seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan
korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah
kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang
mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak
terkorosi.
b. Pengendalian Korosi dengan Proteksi Katodik
Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan
korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan
tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan pipa
besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi, Mg
akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida maka
besi akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada Gambar 2.14.
Gambar 2.14 Proses katodik dengan menggunakan logam Mg. |
Anode : 2Mg(s) ⎯⎯→ 2Mg2+(aq) + 4e–
Katode : O2(g) + 2H2O (l) + 4e– ⎯⎯→ 4OH–(aq)
Reaksi : 2Mg(s) + O2(g) + 2H2O ⎯⎯→ 2Mg(OH)2(s)
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan
selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.
c. Pengendalian Korosi dengan Penambahan Inhibitor
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan
korosif dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi.
Inhibitor korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya,
yaitu inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor
teradsorpsi.
1) Inhibitor anodik
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang
banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.
2) Inhibitor katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas
oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor
katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
3) Inhibitor campuran
Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di
katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial berfungsi
ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis ini
adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.
4) Inhibitor teradsorpsi
Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi
permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang
teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah
merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane.
0 komentar: